Selepas SMA tahun 1996, ada sedikit kebingungan dalam benak saya. Ingin rasanya melanjutkan kuliah kejenjang pendidikan Perguruan Tinggi atau Universitas dan segera menyandang gelar "anak kuliahan" alias mahasiswa. Cita-cita setinggi angkasa, ingin jadi seorang dokter yang dapat mendermakan kemampuannya untuk menolong orang lain, dan tentu saja akhirnya bisa "mentas" jadi orang. Tapi saya sadar akan kemampuan orang tua saya. Walaupun ayah saya seorang PNS tapi dengan anak yang keempat-empatnya bersekolah tentu menjadi beban yang tidak ringan. Apalgi ibu hanya seorang ibu rumahtangga biasa.
Tapi beliau tetap membesarkan hati saya dengan penghiburan dan menyemangati saya untuk terus bersekolah. Mungkin ada sedikit keyakinan dalam diri ayah saya akan keberhasilan saya suatu saat nanti, mengingat diantara saudara yang lain nilai-nilai saya di sekolah termasuk yang tidak memalukan..... :)
Akhirnya UMPTN saya ikuti dengan pilihan jurusannya sesuai keinginan dan cita-cita saya... apa coba?? .... Tapi thanks to my dearest big brother. Dia mengajak saya untuk juga mendaftar di sekolah yang katanya waktu itu begini, "....enak lho sekolah ini, kedinasan, artinya sekolah nggak bayar trus nanti lulusannya langsung kerja. Jadi pegawai negeri lho....".
Singkat cerita, disanalah akhirnya saya berada, di kampus AIS (Akademi Ilmu Statistik) Jl. Otista no 64c Jakarta TImur. Dulu emang namanya masih AIS, D3, sekolahnya kalo lancar ya cuman 3 tahun. Lulusannya langsung jadi PNS dengan pangkat golongan II/b plus 2 tahun masa kerja. Saya berada di dalam barisan Angkatan 38. Penempatan kerja pertama tahun 1999 di BPS Kotamadya Solok, Sumatera Barat.
Yah, memang Allah sudah mentakdirkan saya di sana, tidak jadi dokter walaupun UMPTN udah keterima di KEdokteran Gigi Unej. Saya mensyukurinya karena saya tidak memberatkan orangtua saya dengan uang semesteran karena di AIS/STIS bebas biaya pendidikan. Setiap bulan orangtua hanya mengirimkan biaya hidup yang tidak banyak karena Pusdiklat juga membiayai hidup kita dengan Uang Ikatan Dinas. Dan disanalah saya temukan tambatan hati saya, suami yang menemani saya selama hampir 9 tahun perkawinan kami dan diramaikan dengan kehadiran 2 orang anak yang manis. Alhamdulillah....
Berikut ini sedikit hal tentang almamater saya yang sekarang semakin dikenal masyarakat luas. Buat anda yang merasa berkemampuan lebih di pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, silakan coba peruntungan anda di sini. Banyak juga lho teman-teman saya yang tadinya telah kuliah di PTN ternama akhirnya berpindah sekolah disini, ya karena itu tadi...
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) merupakan perguruan tinggi kedinasan program D–IV, yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1958, memanggil pemuda-pemudi Indonesia lulusan sekolah menengah umum untuk dididik menjadi ahli statistik. STIS mengemban visi menjadi lembaga pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang statistika dan komputasi statistik dengan mendidik kader yang memiliki kemampuan akademik/profesional.
Dengan demikian lulusan STIS merupakan tenaga yang mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian, melakukan analisis di bidang sosial-ekonomi serta merencanakan dan mengembangkan sistem informasi.
Dengan demikian lulusan STIS merupakan tenaga yang mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian, melakukan analisis di bidang sosial-ekonomi serta merencanakan dan mengembangkan sistem informasi.
Kurikulum dibuat sesuai dengan perkembangan ilmu ekonomi, kependudukan, sosial, dan teknologi informasi. Proses dan metode pembelajaran ditekankan pada pengembangan ketrampilan di bidang statistik dan komputasi statistik.
STIS mempunyai dua jurusan: Jurusan Statistika (Ekonomi dan Sosial-Kependudukan) dan Jurusan Komputasi Statistik. Jurusan Statistika menghasilkan tenaga ahli statistik ekonomi serta tenaga ahli statistik sosial-kependudukan, dan Jurusan Komputasi Statistik menghasilkan tenaga ahli komputasi dan sistem informasi.
Dosen pengajar berasal dari lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri dengan jenjang S2 dan S3.
Lulusan STIS mendapat gelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T.).
PERSYARATAN UMUM
STIS mempunyai dua jurusan: Jurusan Statistika (Ekonomi dan Sosial-Kependudukan) dan Jurusan Komputasi Statistik. Jurusan Statistika menghasilkan tenaga ahli statistik ekonomi serta tenaga ahli statistik sosial-kependudukan, dan Jurusan Komputasi Statistik menghasilkan tenaga ahli komputasi dan sistem informasi.
Dosen pengajar berasal dari lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri dengan jenjang S2 dan S3.
Lulusan STIS mendapat gelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T.).
PERSYARATAN UMUM
- Sehat jasmani dan rohani (dapat dan layak untuk bekerja dan beraktivitas, baik di dalam ruangan mau pun di lapangan), tidak buta warna, dan bebas narkoba.
- Lulus Ujian Nasional SMA Jurusan IPA atau MA Jurusan IPA.
- Calon lulusan tahun 2014 dapat melakukan pendaftaran walaupun belum mengikuti Ujian Nasional atau belum ada pengumuman kelulusan. Namun pada waktu Ujian Seleksi Tahap III, harus bisa menunjukkan kelulusannya dengan salah satu dokumen berikut: (a) Ijazah, atau (b) Surat Keterangan Lulus (SKL) dari Kepala Sekolah yang dilengkapi dengan pasfoto yang bersangkutan dan cap sekolah asal, atau (c) Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) Nasional.
- Lulusan sebelum tahun 2014 harus bisa menunjukkan kelulusannya dengan ijazah.
- Nilai Matematika dan Bahasa Inggris masing-masing minimal 7,00 pada kelas XII semester I (nilai bukan hasil pembulatan dan bukan rata-rata). Untuk mata pelajaran yang terdiri dari mata pelajaran kognitif (pengetahuan) dan afektif (keterampilan), yang dilihat adalah nilai mata pelajaran kognitif. Jika tidak ada mata pelajaran tersebut pada kelas XII semester I (karena penerapan sistem SKS atau program akselerasi), yang dilihat adalah nilai pada semester sebelumnya saat mata pelajaran tersebut diselesaikan.
- Umur tidak lebih dari 22 tahun
- Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti pendidikan di STIS.
- Tidak sedang menjalankan ikatan dinas dengan instansi lain.
- Bersedia mematuhi peraturan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang berlaku.
- Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Ikatan Dinas (SPID) bagi yang dinyatakan lulus seleksi dan akan mengikuti pendidikan di STIS.
- Setelah lulus, bersedia ditempatkan di unit kerja Badan Pusat Statistik (BPS) di seluruh Indonesia sampai ke tingkat kabupaten/kota.
Mau tau lebih banyak? Silakan buka www.stis.ac.id
2 comments:
Saya juga lulusan AIS (33), STIS (1), sekarang kuliah (gratisan) lagi... Coba tebak siapa?
Kak izin bertanya. Aku masih kurang ngeh. Maksudnya jurusan statistika ekonomi dan sosial kependudukan itu boleh pilih salah satu atau itu merupakan satu kesatuan? Sekian teriamakasih
Post a Comment